Jumat, 08 Oktober 2010

Defisit 2011 naik Rp7 triliun

Defisit 2011 Naik Rp7 Triliun

PEMERINTAH dan Badan Anggaran DPR sepakat menaikkan target defisit untuk tahun anggaran 2011 dari 1,7% menjadi 1,8% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Penaikan target defisit tersebut sekaligus mengakhiri ketidakpastian soal naik tidaknya tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Demikian disampaikan Ketua Badan Anggaran DPR Melchias Mekeng saat dihubungi, kemarin. Ia mengungkapkan, kesepakatan itu ditetapkan dalam rapat kerja pada Rabu (6/10).
"Penaikan defisit ini salah satunya karena soal tarif listrik. Di Nota Keuangan memang ada rencana penaikan tarif tahun depan. Tapi dengan defisit dinaikkan, tidak perlu lagi."
Sebab, lanjut Melchias, tambahan defisit senilai kurang lebih Rp7 triliun-Rp8 triliun dari target awal Rpll5,7 triliun itu akan dipakai untuk menutup kekurangan subsidi listrik 2011, Rpl2,7 triliun.
Sisa kebutuhan subsidi listrik sebesar Rp5,7 triliun, menurutnya, akan ditutup dengan efisiensi anggaran kementerian dan lembaga. Adapun pembiayaan untuk tambahan defisit 2011 dapat diambil dari saldo anggaran lebih (SAL). "Tidak perlu utang," kata dia.
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa usulan kenaikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2011 dari 1,7% menjadi 2,1% tidak mempunyai urgensi.
"Defisit tahun ini 1,7% atau lebih rendah daripada tahun lalu yang tinggi sama dengan 2008 akibat krisis. Tetapi ada suara-suara yang mengatakan defisit perlu ditambah 0,4%. Saya tidak setuju karena tidak ada urgensinya," tutur Presiden di Kantor Presiden Jakarta, kemarin.
Dikatakannya, dengan kembali normalnya kondisi ekonomi dunia, Indonesia juga harus kembali menuju anggaran yang berimbang. Menurutnya, penambahan defisit 0,4% setara dengan penambahan utang Rp28 triliun. (Sha/ST/E-1)
Sumber (Media Indonesia, Jum'at 8 Oktober 2010)