Senin, 26 Desember 2011

Gejolak Timur Tengah


Mereka yang dulu dipuja-puja,dihormati, ketika generasi berganti,akhirnya dicaci maki, bahkan tragisnya dibunuh oleh rakyatnya sendiri. Beberapa pemimpin yang dulu dianggap pahlawan, akhir hidupnya penuh dengan kenestapaan.





Kita menyaksikan bagaimana beberapa pemimpin negara diturunkan dengan cara yang tidak baik oleh rakyatnya sediri. Dan ini juga terjadi di Negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, terutama Timur Tengah, mulai dr Tunisia, Mesir, Libia, Suriah dan Yaman.






Moammar Khadafi (penguasa Libia), ia tidak hanaya dipuja-puja rakyatnya, bahkan tidak sedikit juga pengagumnya di mancanegara. Tapi akhir hidupnya sungguh sangat mengenaskan. Dibunuh dengan sangat biadab. Tak hanya itu, mayatnya, yang dalam ajaran islam seharusnya segera dimakamkan, justru dijadikan pameran. Dan ironisnya, ini dilakukan oleh rakyatnya, yang sesame muslim, yang hidup di Negara yang mereka klaim sebagai Negara Islam. Perlakuan orang Islam yang sangat tidak Islami.
 
Karena para penguasa itu memegang kekuasaan terlalu lama, terjadilah beberapa penyimpangan dan perilaku berlebih-lebihan. Disadari ataupun tidak disadari. Okelah mungkin ini bias dijadikan alas an. Tapi memperlakukan mereka dengan cara-cara seperti yang dilakukan pada Moammar Khadafi, jelas sangat jauh dari ajaran Islam.
Seorang pemimpin yang beragama Islam haruslah selalu mendidik dirinya untuk berpegang teguh dengan dengan aturan Allah SWT. Bukan mengikuti hawa nafsunya sendiri. Banyak ibrah yang diperlihatkan Allah SWT, akhir tragis seseorang yang dulu dipuja sebagai pahlawan yang kemudian menjadi pesakitan.
Jadi, penilaian kepahlawanan seseorang itu bersifat relatif. Tentu selama ukurannya adalah ukuran manusia, nilai kepahlawanan serba relatif, sesuai dengan kepentingan dan penafsiran manusia tersebut. Berbed jika ukurannya adalah ukuran agama, karena Allah sendirilah yang akan menilainya.


Marilah kita, kaum muslimin semuanya, menjadi pahlawan di mata Allah SWT. Bukan sekedar pahlawan di mata manusia.


Sumber : Majalah Al-kisah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar