Minggu, 23 Oktober 2011

Tokoh Yang Berjasa Dalam Bidang Koperasi



Menjadi tokoh favorit kaum ibu.

Menontonnya saat di wawancarai di Oprah Show, membuatku terharu dan mengkhayal, kapan ada orang di Indonesia yang mau seperti ini? Dia bukan tokoh agamais atau dari cerita tokoh  kepahlawanan zaman lampau  tapi dia nyata di era kita.

“Bagaimana perasaan anda pertama kali  mendapatkan kabar  anda menang hadiah Nobel?” tanya Oprah

“Saat itu tengah malam waktu Bangladesh, tiba-tiba telepon berdering. Hallo ini Tuan Yunus? benar, kataku dalam keadaan mengantuk. Siapa ini ada apa? Ini dari Oslo, Norwegia, selamat Anda mendapatkan hadiah Nobel!”

Lalu Muhammad Yunus menutup telepon, setengah sadar. Tanpa ekspresi ephoria!

“Wow, jadi tengah malam ada bunyi telepon, tiba-tiba bilang, hei anda dapat hadiah Nobel dan anda cuma  bilang, ya?” seru Oprah disertai tawa audiens. Bayangkan, tengah malam telpon berdering dan bilang, anda dapat Nobel, tambah Oprah dengan ekspresi jenakanya.

Dr. Muhammad Yunus tenar dari konsep Bank Grammennya. Ia dalah Dosen di Fakultas Ekonomi, di Bangladesh.

“Saya mengajar teori ekonomi, tapi merasa aneh (geli) saja,  di sekililing saya (Banglasedsh) orang-orang miskin sangat banyak. Mana teori eknomi itu?” (begitu daya ingat saya ketika melihat Dr. Muhammad Yunus di Oprah Show)

Saat itulah dia keluar dari menara gadingnya  mengunjungi orang-orang miskin dan melacak masalah mereka. Ia melihat kebanyakan perempuan menganggur di rumah. Mulailah ia memancing  mereka untuk membuka usaha. Ia memberikan pinjaman lunak tanpa ikatan apa-apa. Tak dilunasi juga tak mengapa prinsipnya menolong. Tapi pada kenyataanya para ibu ibu rumah tangga itu sangat patuh mengembalikan utang utang mereka. Dan uniknya, uang itu bukan milik kekayaan M Yunus tapi itupun dia pinjam juga dari kampus demi menolong orang.

Mulailah terlihat jelas hasil sumbangsih Dr. Muhammad Yunus. Teori Ekonomi serasa tumbuh di lingkungan garapannya itu. Koperasi yang didirikannya mulai tersebar luas lewat mulut ke mulut. Banyak yang bergabung. Mereka tentu saja dari keluarga miskin. Akhirnya koperasi itu menjadi bank kecil, yang kita kenal sekarang sebagai Bank Grammen (Bank desa). Tujuan utama menyalurkan kredit mikro bagi kaum miskin di negaranya. Dia punya prinsip kuat  yang terus dipegangnya, yakni: ” Tidak memberi ikan melainkan memberi pancing kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri

Bukan hanya itu sekitar tahun 2003, kelahiran Chittagong 28 Juni 1940 ini  juga mengembangkan sebuah program untuk mengentaskan kehidupan pengemis dengan program “The Struggling Members Program”. Melalui program itu, sekitar 47 ribu lebih pengemis di Bangladesh telah terbantu. Dan berkat program itu, kini ribuan pengemis di sana sudah mampu mandiri dengan menjadi pengusaha kecil, tanpa meminta-minta lagi. Puluhan ribu desa di Bangladesh kini juga sudah dirambah Grameen Bank. Dan, dengan ribuan pegawai, ditambah berbagai program yang langsung memberi dampak pada masyarakat bawah, bank itu telah berkembang dan bahkan mampu memberikan pinjaman hingga miliaran dolar Amerika! (sumber)

Dr Muhammad  Yunus ini memikat secara internasional. Berkat perjuangan tanpa kenal lelah dan penuh ketulusan, ia telah mendapat penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006 lalu, meski ia bukanlah seorang negarawan atau politikus, sebagaimana yang selama ini mendominasi penerima Nobel tersebut.

Muhammad Yunus, tindakan yang bicara bukan mulut.
Sumber: http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/07/23/dr-muhammad-yunus-dosen-malaikat-ekonomi-yang-geli-beri-kuliah-ekonomi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar